Monday, January 6, 2014

Let's Hike

Udah lumayan lama gak corat-coret disini, sampai hampir berkarat ini blognya. hahahahaa..lebay.

Lagi mau crita tentang obsesi baru saya, pengen naik gunung. Obsesi? ya kata temen saya sih gitu. Karena tiba-tiba pengen banget mendaki, padahal sebelumnya belum pernah. Kalo kata saya sih lebih ke plan travelling aja, buat ngisi waktu cuti. Apa gara-gara nonton film 5cm? hahahahah bukan.. abis nonton film itu juga biasa aja saya, gak tiba-tiba pengen ikut mendaki mahameru juga. Malah menurut saya film itu agak lebay. Bagusan juga Transformer. hehehehee.. gak ding, becandaaa..

Trus kok bisa pengen naik gunung? Ini gara-gara jamaah Mess Safir 3, mereka berencana naik Lawu Maret nanti. Mereka bikin undangan ke yang lain, woro-woro. Sering ketemu juga kalo pas magriban ke mesjid. Ayo bro, ke Lawu kita. Pikir saya, opo to bro bro, efek nonton 5 cm mesti iki. Saya jawab aja sekenanya, Tar ya bro, persiapan dulu lah..dah lama gak jalan jauh soalnya Abis itu iseng-iseng saya browsing-browsing, cari cerita-cerita pendakian, liat video-videonya di youtube. Eh mantap juga ternyata, keren-keren pemandangannya, macem-macem ceritanya. Dibalik itu banyak filosofi-filosofi kehidupan yang terkandung dari setiap cerita pendakian. Saya pikir-pikir lagi ajakan mereka. Tapi apa saya mampu naik gunung, futsal setengah jam aja rasanya udah mau pingsan. hahahahaa..

Cukup sampai disitu ragu-ragunya. Ibu-ibu aja bisa nyampe puncak Lawu masa saya gak bisa. Bayi 1 tahun aja bisa nyampe Ranu Kumbolo, masa saya gak bisa. Pasti bisa lah :p (kepedean). Kalimat itu buat penyemangat aja, hehehe.. karena mendaki gunung bukan buat gaya-gayaan, atau kuat-kuatan. Udah saya tulis diatas kan? banyak makna dan tujuan didalamnya. Tujuan saya? bukan buat bertapa cari ilmu..bukan.. Selain traveling ngisi cuti, secara pribadi saya ingin mengalahkan diri saya, meruntuhkan kesombongan saya, mencari damai di puncak sana. Yang biasa naik gunung pasti tau damai yang saya maksud. Setelah bersusah payah naik, dari puncak kita bisa memandang luas ke bawah, ke sekeliling kita. Mengagumi dan mensyukuri lebih dalam ciptaan Sang Maha Kuasa. Hati rasanya adem..tenang.. Kok tau saya? padahal belum pernah naik gunung. Yaa, naik gunung emang belum pernah tapi kalo naik bukit ya lumayan lah. namanya juga kuliah di geologi. Kok nyamain bukit sama gunung? bukan nyamain, tapi menganalogikan, bisa dibayangin kan kalo ke puncak bukit aja udah adem ayem rasanya hati ini apalagi puncak gunung. Damai itu yang mau saya cari. Yang pernah baca tulisan-tulisan sebelumnya pasti paham, damainya saya gak ada di mall, adanya dialam terbuka. hehehee..

Perjuangan naik gunung juga pastinya lebih berat. Mungkin dari situ bisa sedikit meruntuhkan kesombongan manusia seperti saya, menyadari bahwa diri ini bukan apa-apa tanpa ridho sang pencipta. Bahkan kadang perlu merangkak untuk sekedar mencapai puncak pancang bumi milik-Nya.
Ah sudahlah, rasanya udah gak sabar pengen mendaki. tapi kayaknya belum bisa untuk waktu-waktu sekarang ini. Januari sampai akhir Maret semua pendakian taman nasional ditutup untuk keperluan konservasi dan juga cuaca kurang bagus di bulan-bulan itu, musim badai. Plan pendahuluan saya ke Ranu kumbolo jadi batal. Gakpapa lah, sementara main-main ke Bromo dulu aja. Maret positif Lawu. Selanjutnya harus nyampe Semeru dan Rinjani (2014, Aamiin). Apa benar seindah yang diceritakan orang-orang :))

ada yang tau lagu berikut ini?

Mendaki melintas bukit
Berjalan letih menahan menahan berat beban
Bertahan didalam dingin
Berselimut kabut Ranu Kumbolo...

Menatap jalan setapak
Bertanya - tanya sampai kapankah berakhir
Mereguk nikmat coklat susu
Menjalin persahabatan dalam hangatnya tenda
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Reff :
Mahameru berikan damainya
Didalam beku Arcapada
Mahameru sebuah legenda tersisa
Puncak abadi para dewa

Masihkah terbersit asa
Anak cucuku mencumbui pasirnya
Disana nyalimu teruji
Oleh ganas cengkraman hutan rimba
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Mahameru berikan damainya
Didalam beku Arcapada
Mahameru sampaikan sejuk embun hati
Mahameru basahi jiwaku yang kering
Mahameru sadarkan angkuhnya manusia
Puncak abadi para dewa...



Mahameru, lagunya Dewa 19 album Format Masa Depan tahun 1994. Ada kalimat "..bersama sahabat mencari damai..". Ya, idealnya mendaki adalah bareng sama sahabat-sahabat kita. Tapi kayaknya susah, sahabat-sahabat saya sibuk. Ada yang sibuk proyek, ada yang bilang gak kuat naik gunung (nyindir om topek, hahahaha). Padahal saya yang ngajak juga belum tentu kuat lho, cuma saya ingat betul kata-kata seorang pendaki yang videonya saya tonton di youtube " Muncak itu seperti nembak cewek bro, kita gak tau akan diterima atau ditolak, yang bisa kita lakukan cuma satu, mencoba". Bukankah Man Jadda Wajada masbro? Hehehe.. Yowes gakpapa, mungkin ini kesempatan buat para sahabat yang lain untuk mencari damai bareng saya :)). Agung, Zul, Yongki, anak-anak safir 3 yang fix siap ke Lawu. Agung udah ngebet ke Semeru (korban 5cm, hahahah), tinggal atur jadwalnya. Anak ini yang bakal saya bujuk naik Rinjani nanti, setelah silaturahmi ke Mahameru rencananya. Merbabu, Sindoro, Gede, atau Kerinci? atau Kinabalu? hahahahaaa.. ya ya ya.. bisa di plan kan, tapi yang terakhir kayaknya sulit (biayanya). hahahahaa

Kudu dipuas-puaske sek ki olehe mlaku-mlaku, sak durunge kawin. Lha cah-cah kae nek wes kawin raiso nang ndi nang ndi je. hahahahaahaa...
Every single leave would be new adventure for me, from now :))

Salam Lestari!!





1 comment:

  1. Mas bisa kirim email ke gunawanp198@gmail.com yah saya tunggu..
    Gunawan

    ReplyDelete